JAKARTA - Jenazah Muhammad Basri, yang dibawa pulang melalui jalan darat dari Tangerang ke Aceh Timur menggunakan ambulans menghabiskan biaya Rp 25 juta.
Jarak tempuh Tangerang ke Aceh Timur 2.147,3 Km, membutuhkan waktu tempuh 43 jam perjalanan melalui Lintas Sumatra, selama dua hari dua malam.
Jenazah diberangkatkan dari Tangerang pada Sabtu (9/5/2020) dinihari pukul 02.30 WIB, diperkirakan tiba di Aceh Timur pada Senin (11/5/2020).
"Biaya merupakan sumbangan yang diupayakan warga Aceh serantau," kata Nazarullah, Ketua Aliansi Pemuda Aceh Jakarta, kepada Serambinews.com, Sabtu (9/5/2020), yang ikut mengantarkan sampai ke Pelabuhan Penyeberangan Merak.
Muhammad Basri, yang meninggal dunia di Tangerang Banten, akibat diamuk masa karena salah paham, terpaksa dibawa pulang untuk dikebumikan di kampung halaman, melalui jalur darat, pada Sabtu (8/5/2020) dini hari pukul 02.30 WIB.
Almarhum Basri merantau ke Banten dan bekerja sebagai sopir pada sebuah perusahaan kargo di Tangerang.
Anak dan istrinya tinggal di Dusun Pande, Desa Leuce, Peureulak, Aceh Timur.
Almarhum meninggal seorang anak usia delapan tahun.Di Banten ia tak memiliki sanak saudara.
Nazarullah mengatakan, pilihan membawa pulang jenazah almarhum Muh. Basri melalui jalan darat, karena tidak ada penerbangan ke Medan dan baru ada jadwal penerbangan pada hari Minggu (10/5/2020).
Semula disarankan jenazah dikebumikan di Banten, tapi atas permintaan keluarga, jenazah di bawa pulang ke Aceh Timur.
Peristiwa amuk masa yang dialami Basri, terjadi pada Jumat (8/5/2020) dinihari di kawasan Jalan Raya Wana Kencana Sektor 12,4 Ciater Tagerang, sekitar pukul 00:21 WIB.
Saat itu, kata Nazarullah, almarhum Basri hendak membeli rokok ke Toko Alfamart yang tak jauh dari tempat tinggalnya. Ia berjalan kaki sendirian menuju Alfamart.
"Saat sedang beli rokok itulah, entah siapa yang memulai, tiba-tiba Basri diteriaki maling motor. Masa kemudian berkerumun dan menyerang almarhum secara membabi buta dan menariknya dari dalam toko. Almarhum sudah berusaha menjelaskan siapa dirinya, tapi tidak didengar oleh masa," ujar Nazarullah mengutip cerita rekan Basri.
Almarhum Basri tidak berdaya ia kemudian dibawa ke Rumah Sakit Umum (RSU) Tangerang Kota dan mengembuskan nafas terakhir di sana.
Nazarullah mengaku, saat dirinya tiba di rumah sakit, mendapati Muhammad Basri sudah meninggal dunia dan sudah diletakkan di kamar jenazah. Ketika itu, di rumah sakit sudah ada Ketua Persatuan Aceh Serantau (PAS) yang membantu mengurus semua kebutuhan keluarga dan korban termasuk biaya RS dan biaya pemulangan lewat darat menuju Aceh.
"Kasus ini sudah di tangani oleh Polres Tangerang dan Polsek Serpong. Kita minta agar diproses tuntas dan mengadili pelaku," tukas Nazarullah.(*)
Sumber tribunews